Laundry adalah bagian dari housekeeping yang
bertanggung jawab atas semua pencucian linen, baik itu house laundry maupun
guest laundry. Laundry merupakan salah satu department dalam hotel, dimana
laundry selalu mendapat perhatian yang sangat besar baik dari pihak manajemen
maupun tamu. Adalah menjadi kewajiban hotel untuk menyediakan fasilitas laundry
yang memadai demi kepuasan para tamu.
Linen dalam laundry sangat penting karena sebagian merupakan fasilitas yang
akan digunakan oleh tamu, seperti sheet, towel, napkin dan lainnya. Tetapi
sering kali tanpa disadari linen tersebut menghilang tanpa alasan yang jelas
atau catatan, baik rusak maupun hilang. Jadi inventory linen dalam hotel sangat
penting untuk mengetahui kemana linen tersebut beredar, apakah linen tersebut
sedang terpasang, kotor ataupun di proses dalam pencucian laundry.
A. Pengertian Linen dan Linen
Room
Linen
adalah jenis benang atau kain yang terbuat dari serat – serat batang rami halus
(flax). Bahan linen itu kering alamiah namun lunak saat dipakai bila
dikelantang, warnanya akan abu – abu coklat sampai putih cream. Meskipun lebih
peka terharap zat kimia, linen menyerap uang air lebih cepat dibanding katun.
Selain kaku, linen juga memilki kilau alamiah, berbeda dengan katun yang
umumnya lunak dan serat tidak mengkilap.
Linen
umumnya digunakan untuk membuat benda – benda yang membutuhkan kekuatan tinggi,
termasuk benang jahit, senar jaring ikan, dan penutup kasur. Namun, saat ini
serat – serat sintetis baru seperti nilon dan dacron dapat mengganti fungsi
linen dalam beberapa hal.
Untuk
menyimpan seluruh linen, linen section mempunyai tempat khusus yang disebut
linen room. Linen room harus terletak di tempat yang baik dan strategis agar
mudah dijangkau dan memudahkan penerimaan linen kotor dari kamar – kamar tamu
dan food and beverage outlet, serta mengirimkan linen yang masih bersih untuk
dipasang.
Linen
room tidak boleh berdekatan dengan kitchen karena bau masakan dapat
mempengaruhi kondisi linen yang mungkin saja akan terbawa sampai ke ruang tamu.
Agar pelaksanaan kerja dapat berjalan lancar dan efektif, maka linen room harus
:
·
Cukup luas sehingga para petugas
dapat bekerja secara leluasa dan baik.
·
Lantai bersih, tidak licin, mudah
pembersihannya, sebaiknya terbuat dari porselin berwarna putih dan polos.
·
Dinding dan langit-langitnya tinggi
dan mudah dibersihkan.
·
Mempunyai penerangan yang cukup
tetapi tidak menyilaukan, dan sirkulasi udara lancar agar linen yang ada didalam ruangan itu
tidak menjadi lembab.
·
Jauh dari kitchen ( dapur) untuk menghindari bahaya kebakaran serta tidak
terkontaminasi bau masakan.
·
Mudah dijangkau, untuk memperlancar
penukaran linen.
·
Dilengkapi dengan rak-rak
penyimpanan linen dan uniform karyawan.
·
Ada counter tempat penukaran linen guna menghindari masuknya orang-orang yang
tidak berkepentingan.
·
Pintu dapat dikunci dengan baik demi keamanannya.
Guna melancarkan tugas di linen room, sebaiknya dilengkapi dengan perlengkapan
kerja sebagai berikut:
·
Kereta khusus untuk membawa linen , baik linen kotor maupun yang bersih
·
Kursi, meja beserta laci-lacinnya
untuk melaksanakan tugas administrasi
·
Keranjang atau kotak besar tempat linen kotor.
·
Tangga untuk mengambil linen dari rak yang tinggi.
·
Mesin jahit guna memperbaiki linen
atau uniform yang rusak serta cucian tamu yang perlu diperbaiki.
·
Telepon sebagai alat komunikasi
dengan seluruh seksi dan department yang ada dihotel.
B. Jenis Linen Supplies
Linen
supplies yang dipergunakan di Housekeeping Department meliputi :
1. Bed
skirt, berfungsi sebagai penutup spring box (bed) hingga menutup seluruh kaki
bed, warnanya disesuaikan dengan interior.
2. Bed
pad, yanitu alas tidur yang dipasang di atas matras, berfungsi :
a. Sebagai
peredam panas karena kasur terbuat dari busa, agar tamu dapat tidur dengan
nyaman.
b. Sebagai
peredam kotoran. Terutama bila ditempati oleh anak – anak yang terkadang
ngompol. Bed pad ini dapat dilepas dan dicuci sementara kasurnya tetap bersih.
3. Sheet,
terdiri dari dua jenis yaitu double sheet yang berukuran 230 x 275 cm dan
single yang berukuran 175 x 275 cm. Setiap bed dipasang 3 pcs, yaitu :
·
Lembar pertama sebagai
alas tidur di atas matras (kasur)
·
Lembar kedua dan ketiga
sebagai pembungkus blanket (selimut) agar bulu – bulu selimut tidak mengenai
kulit tubuh secara langsung yang dapat mengakibatkan gatal – gatal bagi
sebagian tamu atau bulu selimut tidak mengotori bau tidur tamu.
·
Blanket (selimut), yang
double berukuran 230 x 250 cm, dan single berukuran 175 x 250 cm.
·
Bed cover ( spring bed)
dipasang di atas matras paling atassebagai penutup bed sehingga sebelum dipakai
oleh tamu, bed ini masih dalam keadaan bersih, rapi, disamping juga menjadikan
kamar tidur tampak indah, karena bed ini biasanya berwarna lembut menawan
sesuai warna lantai kamar bed cover (karpet).
4. Pillow
case (sarung bantal), berukuran 50 x 75 cm.
5. Towel
(handuk) yang terdiri dari :
Ø Bath
towel, handuk untuk mandi, berukuran 60 x 122 cm.
Ø Hand
towel, handuk untuk lap tangan, berukuran 20 x 100 cm.
Ø Face
towel, handuk khusus untuk lap muka, berukuran 30 x 45 cm.
Ø Bath
mats, dipakai untuk membersihkan kaki, sebagai keset, sebelum masuk kedalam
bath tub untuk berendam, berukuran 60 x 90 cm.
6. Glass
curtain, hordyin jendela yang tipis, transparan (glass) disebut juga net
curtain karena seperti jaring.
7. Night
curtain, hordyin jendela yang tebal, yang dipasang atau ditutup pada malam hari,
disebut juga black out curtainkarena dari luar kelihatan gelap shingga orang
tidak dapat melihat ke dalam kamar.
8. Shower
curtain, hordyin yang dipasang di dalam kamar mandi diatas bath tub (bak mandi)
ketika tamu mandi dengan shower. Ujung bagian bawah curtain ini masuk kedalam
bath tub sehingga air tidak menggenangi lantai kamar mandi.
9. Dust
cloth, serbet atau lap untuk membersihkan meja, kursi, cermin, dan perlengkapan
lain di dalam kamar.
10. Glass
cloth/glass towel, serbet atau lap khusus untuk mengeringkan gelas gelas
sehabis dicuci.
Sedangkan linen
supplies yang dipergunakan oleh Food and Beverage Department adalah sebagai
berikut :
1. Multon,
terbuat dari bahan laken (kain yang lembut dan agak tebal) yang dipasang diatas
meja, tepat dibawah taplak meja.
-
Untuk meredam panas hingga cat atau politur
mja tidak lekas luka.
-
Untuk meredam suara
saat petugas meletakkan/memasang alat – alat makan atau minum di atas meja.
2. Tables
cloth (taplak meja), untuk menutup meja makan. Taplak ini ada berbagao jenis
ukurannya, sesuai dengan ukuran dan bentuk meja makannya. Begitu pula untuk
tiap – tiap out let (restaurant), kadang mempunyai warna yang berbeda,
disesuaikan dengan interior restaurantnya.
3. Napkin,
serbet makan yang dipasang diatas meja makan dengan berbagi macam bentuk yang
sekaligus berfungsi sebagai hiasan. Ada yang berbentuk kipas, kupu – kupu,
bunga mawar, topi, piramid, dll.
4. Table
skirting, di dalam suatu pesta dimana hidangan (makan dan minuman) sudak ditata
diatas meja panjang (buffet table), maka daun meja ditutup dengan taplak
sedangkan bagian sampingnya ditutup dengan kain panjang, menjuntai ke bawah
hingga menutup seluruh kaki meja. Penutup ini juga berfungsisebagai penghias
sehingga dibuat berimpel – rimpel untuk mempercantik bentuk skirting.
5. Green
velvet, digunakan untuk taplak meja sidang atau rapat – rapat di dalam ruang
pertemuan dan biasanya terbuat dari bahan wool berwarna hijau, walaupun ada
juga yang berwarna lain (biru, merah , kuning). Ukuran panjang satu setengah
meter sampai empat meter, sedangkan lebarnya 90 cm atau lebih.
6. Tray
mat/place mat, kain penutup nampan, terbuat dari kain batik ataubahan lain
sehingga tidak licin saat dipakai untuk membawa hidangan bagi para tamu.
7. Glass
towel/ glass cloth, untuk mengeringkan gelassetelah dicuci, serta mengelap
gelas sebelum dipasang, diatas meja makan.
8. Kitchen
towel, kain lampin untuk mengangkat alat – alat dapur yang panas, misalnya
panci, belanga, dll.
9. Apron
(celemek), rok yang dipakai untuk cooker (juru masak) atau waiter untuk menutup tubuh bagian depan
agar pakaian dinasnnya tidak cepat kotor.
10.
Service napkin, serbet
lap yang dipakai oleh waiter restaurant saat menuang air es kedalam gelas minum
agar tidak menetes dan membasahi tamu.
C. Proses Pencucian Linen
Setelah
diadakan perputaran linen-linen tersebut digunakan bagi keperluan operasional
seperti menyiapkan kamar, atau kegiatan layanan makanan dan minuman di hotel.
Pada esok harinya linen tersebut akan diganti dengan linen baru agar dapat
diketahui sumber linen kotor tersebut
bermula baik itu dari kelalaian pada seksi atau departemen lain atau dari kamar
tamu. Adapun proses pencucian linen, sebagai berikut :
1. Pengumpulan
Linen Kotor ( Collecting a soiled Linen)
Linen-
linen kotor dikumpulkan dalam Linen
humper ( untuk room section). Kemudian, petugas linen akan mengambil linen
yang kotor dari Linen hunper , sekaligus mengumpulkan dan mencatat jenis dan
jumlahnya. Pencatatan ini penting dilakukan untuk menghitung jumlah linen yang
dipakai dan diganti. Penghitungan antara keduanya harus sama, sedangkan untung
linen kotor dari restaurant, pengumpulannya dilakukan langsung oeh petugas
restaurant itu sendiri. Setelah diambil dari kamar maka linen kotor dibawa ke Linen room untuk dibuatkan daftar cucian
dan administrasi lain sebagai fungsi kontrol. Adapun hal-hal yang harus di
perhatikan yaitu sebagai berikut :
a.
Semua linen yang akan
dicuci di Laundry, harus melalui General Linen Room disertai daftar
cucian.
b. Jumlah
linen kotor yang dikirim harus tertulis di dalam daftar cucian.
c. Setelah
sampai di binatu, linen kotor akan dihitung oleh Linen Checker bersama dengan Linen
Boy dan petugas linen.
d. Hasil
penghitungan akan ditulis pada daftar cucian.
e. Pengiriman
kembali linen bersih ke ruang linen ( Linen
Room) harus sama dengan jumlah linen
kotor yang dikirim dan disertai dengan daftar cucian.
f. Jika
terjadi perbedaan, harus segera ditinjaklanjuti.
2. Pengiriman
( Delivering a soiled linen)
Pengiriman linen kotor pada umumnya
dilakukan petugas Linen Boy/ Linen runner
dengan beberapa cara, antara lain :
a. Dipikul
Cara ini sudah jarang digunakan di
hotel- hotel, mengingat resiko kecelakaan kerja yang dapat terjadi sangat
tinggi. Linen kotor yang akan dibawa bukan hanya satu atau dua klembar saja,
melaikan bias saja dalam jumlah yang banyak. Kalau cara ini terpakasa dilakukan
maka harus memperhatikan beran beban yang akan dibawa, misalnya sebagai berikut
:
1) Linen
harus dibungkus dengan linen lain sehingga kemungkinan ada linen yang rusak
atau ternoda.
2) Oleh
karena digunakan sebagai pelindung linen yang lain, maka linen pembungkus tidak
boleh diletakan sembarangan.
3) Linen
tidak boleh diseret.
b. Menggunakan
Kereta Linen (Linen Trilley)
Cara
ini paling banyak dijumpai di hotel, karena mengingat efisiensi kerja dan
kemudahan dalam pengantaran. Karena penggunaan kereta, maka linen terjaga
kebersihannya dan petugas terhindar dari keseleo atau kecelakaan kerja.
c. Menggunakan
Saluran Linen ( Linen Chute)
Saluran
linen diprgunakan di hotel-hotel bertingkat, untuk mempermudahkan pengiriman linen
kotor dari lantai-lantai tinggi. Jika hotel menyediakan linen chute sebagai sarana untuk mengirim linen kotor maka ada
hal-hal yang harus diperhatikan sebagai berikut:
1) Pastikan
tidak ada benda-benda tajam didalam saluran linen.
2) Pada
tempat keluaran linen (di laundry) perlu ditempatkan trolley penampungan agar linen tidak jatuh secara langsung ke
lantai. Pastika kebersihan linen chute-nya.
3) Jagan
memasukan linen terlalu banyak sehingga menutupi saluran.
3. Pemeriksaan
/ Penyortiran Linen Kotor ( Checking a Soiled
Linen)
Setelah linen kotor berada di laundry
untuk dicuci, maka petugas laundry akan melakukan pemeriksan dan penyortiran
linen. Adapun hal-hal yang akan diperiksa sebagai berikut:
a. Jenis
dan jumlah linen.
b. Asal
depratement.
c. Kerusakan
atau ternoda.
Pada
kegiatan penyortiran, hal-hal yang perlu diperhatikan sebagai berikut :
a. Jenis
kain
1) Asal
bahan ( cotton, polyster, rayon, nylon,
silk, wool ).
2) Warna
( putih atau warna mda, tua, campuran).
3) Tingkat
ketebalan kain.
4) Ukuran
kain.
b. Tipe Kotoran
1) Yang
larut dalam dry cleaning solvent (
minyak, oli, atau lili).
2) Yang
larut di dalam air ( gula, galam, kecap, soup, atau bumbu).
3) Yang
larut dalam banyuan mekanis (tanah dan lumpur)
4. Pencucian
( washing)
Pada
proses pencucian, yang harus diperhatikan adalah kapasitas mesin dan jenis
tekanan mesin yang diperlukan. Petugas pencucian harus mengetahui dengan benar
pengoperasian mesin. Sebelum dicuci dengan proses pencucian, terlebih dahulu
linen tersebut direndam dan dihilangkan nodanya. Setelah direndam, lakukanlah
tahap pencucian sebagai berikut :
a. Dicuci
dengan detergen lalu dibilas.
b. Diperas
dan dibilas kembali.
c. Diperas
lagi ( dibilas bleh sampai 3x).
5. Pemerasan
(Extracting)
Proses
pemerasan dilakukan dengan menggunakan mesin extractor. Hal-hal penting yang perlu diperhatikan antara lain
penggunaan mesin tersebut harus disesuaikan dengan jenis linen yang akan
diperas. Yang harus diperhatikan pada saan menggunakan mesin pemeras, yaitu
sebagai berikut:
a. Perhatikan
kapasitas mesin.
b. Atur
kecepatan pemerasan (tinggi, sedang atau rendah).
c. Perhatikan
kadar air pada waktu pemerasan.
6. Pengeringan
(Drying)
Proses
pengeringan dilakukan untuk menyempurnakan proses pemerasan sehingga linen
kering sempurna sehingga siap untuk digunakan kembali. Bila linen tidak
sempurna keringnya dapat menimbulkan jamuran, noda ataupun bau yang kurang
sedap.
Yang
harus diperhatikan pada saat pengeringan linen adalah sebagai berikut:
a. Perhatikan
tingkat kecepatan mesin pengering.
b. Ataur
waktu yang diperukan sesuai dengan jenis linen.
c. Linen
tidak boleh terlalu dikeringkan.
7. Penyetrikaan
(pressing)
Proses
menyetrika linen-linen dapat menggunakan beberapa alat, yaitu sebagai berikut:
a. Flat roll ironer,
yaitu mesin yang digunakan untuk menyetrika linen-linen hotel yang berupa
lembaran. Misalnya, seprai, sarung bantal, tapak lena, napkin, dan sebagainya.
Yang harus diperhatikan
pada saat menggunakan alat ini adalah sebagai berikut:
1) Linen
tidak boleh terlalu basah/kering.
2) Linen
yang sobek jangan do roll.
3) Steam
jangan terlalu panas.
4) Bantal
roll tidak merata.
5) Dilakukan
terus menerus.
Istilah
lain untuk alat ini adalah Mangler/
roller.
b. Hand ironer,
alat setrika ini dipergunakan untuk linen-linen yang berukuran kecil dan dapat
beberapa variasi. Dengan demikian tidak bias dimasukan ke dalam roll kain skirting
yang telah dibentuk.
Yang harus diperhatikan
pada saat menggunakan alat ini adalah sebagai berikut:
1) Perhatikan
ukuran panas harus sesuai dengan asal bahan.
2) Perhatikan
kabel tidak terlilit/terbuka.
3) Selalu
gunakan alas sepatu karet.
8. Pelipatan
Linen Bersih (Folding a Clean Linen)
Melipat
linen dapat menggunakan mesin lipat secara manual. Pada hotel-hotel besar,
pelipatan linen-linen berupa lembaran besar biasanya menggunakan folding machine yang tergabung dengan flat roll ironing. Ketika linen-linen
tersebut dimasukan ke dalam roller,
linen akan keluar diujung berikutnyasudah dalam keadaan terlipat. Bila
dikerjakan secara manual, linen dilipat dengan tenaga manusai. Biasanya bila
linen lembaran disetrika dengan roller
tetapi tidak disediakan mesin pelipatnya, makan linen yang sudah disetrika
tersebut akan menumpuk menunggu dilipat oleh petugas. Hal ini karena umumnya
kecepatan mesin bila dibandingkan dengan kecepatan tangan manusia jelas
berbeda.
9. Penyimpanan
Linen Bersih (Storing a Clean Linen)
Penyimpanan
lnen bersih harus diperhatikan dengan sungguh-sungguh mengingat biaya yang
dikeluarkan untuk pengadaanyantidak mudah dan jumlahnya tidak sedikit. Untuk
menjaga kondisi linen tersebut, ruang penyimpanan harus bersih dan kering.
Linen-linen
yang telah bersih dari laundry siap dikirim ke seksi-seksi yang membutuhkan.
Sebelum dikirim ke seksi-seksi linen
tersebut disimpan dengan rapi secara berkelompok.
a. Untuk
memudahkan pengecekan setiap tumpuk linen harus sama jumlah dan jenisnya.
b. Usahakan
ada celah antara tumpukan agar ada sirkulasi udara.
c. Gunakan
system FIFO dalam pendistribusian.
d. Lena
yang berukuran besar diletakan pada rak yang plaing bawah.
e. Lena
yang sering digunakan diatur pada rak yang sejajar dengan tangan.
f. Berikan
label untuk setiap jenis lena pada rak.
g. Sisihkan
lena yang rusak.
10. Pengiriman
Linen.
Pengiriman linen ke
seksi-seksi dilakukan dengan kereta roomboy
dan disesuaikan dengan tingkat hunian kamar.
11. Penggunaan
Linen.
Dalam penggunaan linen
perlu diperhatikan dengan baik sehingga linen yang rusak/ ternoda dapat
diminimalkan. Bila ada penyalahgunaan terhadap penggunaa linen segera lapor
kepada atasan.
D. Cara Menyimpan Linen
Agar awet, linen tentu saja harus
disimpan sebaik-baiknya. Untuk itu ada berbagai hal yang harus diperhatikan
didalam menyimpan linen, yaitu:
Ø Linnen
yang telah dicuci dan dihaluskan dilaundry harus disimpan diatas rak
penyimpanan (Linnen Rack) dan di atur menurut ukurannya.
Ø Lipatan
linnen harus menghadap keluar agar memudah kan penghitungan maupun pengambilannya.
Ø Pengambilan
linnen harus dilakukan dengan sistem FIFO (First In First Out), dimana linnen
yang baru dikirim dari laundry harus disimpan dirak dengan posisi paling bawah
agar digunakan belakangan, yaitu setelah linen yang ada di atasnya terpakai.
Dengan kata lain, yang tersimpan terdahulu harus dipergunakan terdahulu, yang
disimpan belakangan digunakan belakangan. Hal ini dimaksudkan supaya long life
(umur) linnen tersebut menjadi panjang, awet damn tidak mudah rusak.
E. Linen Parstock dan
Linen Inventory
Linen
parstock adalah jumlah persediaan linen yang dibutuhkan dalam peredaran, atau
jumlah persediaan linen yang diperlukan dalam operasi hotel. Persediaan linen
ideal adalah 5 par (limat set) dengan asumsi :
·
1 par terpasang
·
1 par di linen room
·
1 par di main linen
room sebagai cadangan
·
1 par kotor (belum
dicuci)
·
1 par di laundry dalam
proses pencucian
Hal ini tidaklah
mutlak, tetapi sangat tergantung terhadap kemampuan hotel serta management
policy.
Adapun
pengadaan parstock ini meliputi semua perlengkapan yang diperlukan bik di Floor
Section maupun Food and Beverage outlet. Minimal perlengkapan linen yang harus
dimiliki oleh suatu hotel dalam operasinya adalah 3 par dengan asumsi :
·
1 par terpasang
·
1 par kotor
·
1 par siap pakai
Untuk menghitung parstock yang
diperlukan Floor Section, yaitu linen supplies yang digunakan dikamar tamu
(guest room), rumusnnya adalah sebgai berikut :
Jumlah
kamar x jumlah linen supplies yang terpasang x parstock
|
Contoh
1 :
Sebuah
hotel memiliki 50 buah kamar twin bed room. Satu bed dipasang 3 single sheet.
Satu kamar (dengan dua bed), berarti sheet yang dipasang 6 pcs. Bila hotel
tersebut menggunakan 3 parstock single sheet, maka jumlah sheet yang diperlukan
adalah :
50
x 6 x 3 = 900 pcs
Keterangan : 50 = jumlah kamar
6 = sheet yang
terpasang
3 = parstock
Contoh
2 :
Di dalam restaurant terdapat 25
buah meja. Masing- masing meja untuk empat orang. Berapa table cloth serta
napkin yang harus tersedia untuk 3 par?
Jawab
:
Napin yang terpasang 25 x 4 pcs =
100 pcs.
Jadi linen supplies yang harus
tersedia adalah 3 par :
Table cloth = 25 x 3 = 75 pcs.
Napkin = 100 x 3 = 300 pcs.
Ini untuk satu restaurant.
Jika restaurant lebih dari satu
maka tinggal menghitungnya :
Jumlah
meja x jumlah linen supplies yang terpasang (table cloth dan napkin) ditiap
meja x parstock :
Table cloth = 100 x 1 x 3 = 300
pcs.
Napkin =
100 x 4 x 3 = 1200 pcs.
Keterangan : tiap satu meja
dipasang 1 table cloth dengan 4 napkin.
Linen inventory
yaitu pengecekan atau perhitungan terhadap jumlah lena yang dimiliki hotel yang
sedang beredar. Tujuan :
·
Mengetahui jumlah linen
yang beredar.
·
Mengetahui bila ada
kekurangan linen.
·
Mengetahui jumlah linen
yang hilang.
·
Mengetahui jumlah linen
yang rusak.
·
Mengetahui bila ada
kemacetan linen.
·
Dapat mengrontrol linen
lebih baik.
·
Dapat mengadakan
rekapitulasi lena secepatnya.
terima kasih banyak infonya
BalasHapusmantap inI bang
BalasHapusmantap sekali. sangat bermanfaat
BalasHapusmau nanya bagaimana seandainya ada sheet dan pillow case yang hilang namun kita tidak mengetahui kemana hilangnya barang itu, sedangkan saat pengiriman linen dan penerimaan barangnya selalu balance(outside laundry), apa yang harus dilakukan?
BalasHapusMohon info, berapa total berat rata2 ( perkiraan ) linen utk tipe kamar 1 bed ? Dan tipe 2 bed room?
BalasHapus