BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.
Seiring
dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, informasi dan komunikasi tidak
dipungkiri membawa pengaruh bagi kehidupan masyarakat. Masyarakat pada zaman
globalisasi cenderung menginginkan hal – hal yang praktis untuk mempermudah
pekerjaannya. Tuntutan globalisasi pun berdampak pada proses mencuci pakaian.
Zaman dahulu, masyarakat menggunakan cara manual untuk mencuci, sedangkan kini
hampir setiap rumah tangga memiliki mesin otomatis untuk mencuci pakaian
mereka. Bahkan seiring perkembangan zaman, usaha laundry pun ikut berkembang
pesat.
Dalam
sebuah usaha laundry, tentu ada banyak konsumen dan pelanggan yang datang untuk
mencuci pakaiannya. Pakaian tersebut juga memiliki sifat dan bahan yang
berbeda. Oleh karena itu, diperlukan suatu metode agar pakaian – pakaian dari
pelanggan tersebut tidak tertukar dan tidak merubah sifat dan bahan dari
pakaian tersebut. Dalam dunia industry, metode yang digunakan adalah sorting dan marking yang akan dibahas lebih
lanjut dalam laporan ini.
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah
yang dapat dikemukakan dalam laporan ini, yaitu sebagai berikut.
1. Bagaimanakah
prosedur sorting dalam mencuci
pakaian?
2. Bagaimanakah
prosedur marking dalam mencuci pakaian?
1.3 Tujuan Penulisan
Segala sesuatu tentu
memiliki tujuan yang ingin dicapai. Demikian pula halnya dengan laporan ini.
Adapun tujuan yang ingin dicapai adalah sebagai berikut.
1. Ingin
mengetahui prosedur sorting sehingga
penulis dapat menerapkannya dalam kehidupan sehari – hari.
2. Ingin
mengetahui prosedur marking sehingga
penulis dapat menerapkannya ketika bekerja di dunia industri Laundry.
1.4 Manfaat Penulisan
Sebagai
siswa di jurusan Akomodasi Perhotelan dan calon tenaga kerja pariwisata,
penulis berharap agar laporan ini dapat
menambah keterampilan dan wawasan penulis mengenai prosedur sorting dan marking pakaian tamu yang baik dan benar. Sehingga, wawasan dan
pengalaman ini dapat penulis kembangkan ketika penulis bekerja di sebuah
industry perhotelan khususnya di department Laundry.
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1 Prosedur Sorting
Setelah linen kotor
berada di laundry untuk dicuci, maka petugas laundry akan melakukan pemeriksaan
dan penyortiran linen. Penyortiran adalah pemilahan linen atau pakaian
berdasarkan hal – hal sebagai berikut.
a. Jenis
dan jumlah linen
Jenis dan jumlah linen
harus diketahui pada saat penyortiran. Hal ini dilakukan untuk mencegah
terjadinya kehilangan pakaian – pakaian yang akan dicuci. Jumlah pakaian atau
linen yang di terima harus sama dengan jumlah linen yang dikirim kembali ke
tamu atau department bersangkutan.
b. Asal
department
Pada dunia perhotelan,
linen – linen yang dipakai untuk operasional hotel ada berbagai macam jenis.
Misalnya di Housekeeping Department, linen yang dipakai adalah sheet, towel,
pillow case, blanket, sarung duvet, dan lain sebagainya. Sedangkan pada Food
and Beverage Department menggunakan linen seperti napkin, table cloth, glass
cloth, skirting dan lain sebagainya. Linen – linen yang dikirimkan oleh masing
– masing department harus dicatat sesuai dengan jumlahnya.



c. Kerusakan
atau ternoda
Pada saat penyortiran,
pakaian atau linen yang akan dicuci harus di periksa tingkat kekotorannya. Hal
ini dilakukan untuk mempermudah saat proses spot
removing dengan chemical yang sesuai. Misalnya noda tinta jangan dicampur
dengan pakaian dengan noda darah. Hal tersebut karena noda tinda dan noda darah
memiliki cara penanganan yang berbeda. Jika pada saat penyucian pakaian kita
sudah mengetahui jenis noda yang menempel pada pakaian, kita dapat mengatasi
dengan teknik dan chemical yang tepat sehingga tidak terjadi kerusakan pada
pakaian.
Adapun chemical yang
digunakan sesuai dengan jenis noda adalah sebagai berikut.
Qwik GO : Menghilangkan noda
seperti darah, telur, coklat, kaldu,
ice cream, susu, bumbu-bumbu salad.
Bon GO : Menghilangkan noda seperti kopi, coklat, kaldu, soft drink, teh
Tar GO : Menghilangkan noda seperti crayon ( pastel ).
Rust Go : Menghilangkan noda seperti karat.
Ink GO : Menghilangkan noda tinta, lumut, obat-obatan, darah,
bekas Buah.
ice cream, susu, bumbu-bumbu salad.
Bon GO : Menghilangkan noda seperti kopi, coklat, kaldu, soft drink, teh
Tar GO : Menghilangkan noda seperti crayon ( pastel ).
Rust Go : Menghilangkan noda seperti karat.
Ink GO : Menghilangkan noda tinta, lumut, obat-obatan, darah,
bekas Buah.
![]() |
|||||
![]() |
|||||
![]() |
|||||
![]() |
|||||
![]() |
![]() |
||||
Pada kegiatan
penyortiran, hal – hal yang perlu diperhatikan adalah sebagai berikut.
a.
Jenis
kain
1. Asal
bahan ( Cotton, Rayon, Nylon, Polyester, silk dan wool)
![]() |
![]() |
![]() |
|||
Gambar
Kain Polister, Cotton dan Nilon
2. Warna
(putih atau berwarna muda, tua, campuran)
![]() |
|||
![]() |
|||
3. Tingkat
ketebalan kain
4. Ukuran
kain
b.
Tipe Kotoran
1. 
Yang larut dalam dry cleaning solvent (Minyak, Oli atau
lilin)


2. Yang
larut dalam air (Gula, garam, kecap, soup, atau bumbu)
![]() |
![]() |
||
3.
Yang larut dengan
bantuan tenaga mekanis (Tanah dan Lumpur)

2.2 Prosedur Marking
Marking
merupakan tahap pemberian tanda pada pakaian. Pekerjaan ini dilakukan oleh
seorang marker, pemberian tanda biasa
dibagi menjadi dua, yaitu sebagai berikut.
a. Pemberian
tanda pada pakaian karyawan, biasanya
menggunakan kode department dan singkatan nama pegawai
b. Pemberian
tanda pada pakaian tamu, biasanya secara manual menggunakan nomer kamar tamu.
Jika menggunakan mesim pemberi tanda (marking
machine), pemberian tanda dilakukan seperti prosedur berikut.
1. Cantumkan
nomer atau kode untuk nama hari dalam satu minggu, misalnya seperti berikut.
-
Senin :
SN - Jumat : JT
-
Selasa :
SL - Sabtu : ST
-
Rabu :
RB - Minggu : MG
-
Kamis :
KM
2.
Pemberian penomeran dimulai dari nomer
101 – 140. Kemudian, dilanjutkan ke nomer 210 – 240 dan seterusnya.
3.
Pemberian tanda harus sesuai dengan
daftar cucian
4.
Berikan tanda pada setiap pakaian tamu
5.
Bila akan memasang tanda baru, lepas
terlebih dahulu tanda lama pada pakaian
6.
Periksa pada pakaian tamu apakah ada
barang – barang berharga milik tamu di dalamnya
7.
Pasang tanda pada tempat – tempat yang
aman. Misalnya pada kantong bagian dalam, kerah bagian dalam, pinggang bagian
dalam.
8.
Setelah diberi tanda, tempatkan pakaian
sesuai dengan layanan yang diinginkan.


![]() |
Cara menggunakan mesin untuk
penanda sebagai berikut.
a. Siapkan
mesin pemberi tanda
b. Periksa
setiap komponen (nomer kode, pita, bahan pembersih, cara menggunakan)
c. Hubungkan
dengan listrik
d. Tekan
tombok power ON, dan panaskan mesin.
e. Tempelkan
bagian pakaian yang akan diberi tanda
f. Tekan
pegangan mesin ke bawah untuk membuat nomer kode
![]() |
|||
![]() |
|||
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Berdasarkan
hasil pembahasan dapat disimpulkan bahwa penyortiran merupakan kegiatan
pemilahan pakaian yang akan dilaundry. Pemilahan ini bertujuan agar
pakaian - pakaian tertentu tidak rusak
ketika dicuci. Pemilahan ini didasarkan pada jenis kain, warna kain dan tingkat
kotoran, noda dan karat yang menempel pada pakaian.
Marking
merupakan proses pemberian tanda pada pakaian agar tidak tertukar dan
mempermudah dalam pengemasan dan pengiriman pakaian yang telah selesai diproses
kepada tamu atau department bersangkutan. Petugas untuk memberi tanda disebut
dengan marker.
3.2 Saran – saran
Berdasarkan hasil pembahasan, melalui
makalah sederhana ini penulis berharap agar seluruh pembaca dapat menerapkan
prosedur penanganan pakaian dan linen yang baik dan benar khususnya prosedur
sorting dan marking. Pada saat melakukan pengecekan (sorting), lakukanlah dengan hati – hati dan teliti agar pakaian
atau linen mendapatkan penanganan sesuai dengan jenis dan tingkat kekotorannya.
Demikian pula halnya dengan proses pemberian tanda (marking). Marking harus dilakukan dengan hati – hati agar pakaian
atau linen tidak mudah robek. Jika
prosedur sorting dan marking sudah benar, maka proses
pencucian berikutnya akan lebih mudah.
DAFTAR PUSTAKA
Marlina,Erna.
2010. Modul Housekeeping. Bogor :
Yudhistira
GudangabIlmuabPengetahuan.a2014.http://book-me-tiboux.blogspot.com/2014/09/bahan-bahan-dasar-pencuci-laundry.html.15
Agustus 2015, pukul 20.00 Wita.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Thanks for visit our simple blog.